Sering mendaki gunung? Tahukah bagaimana gunung itu terbentuk?

Gunung berapi terbentuk melalui serangkaian proses geologi yang rumit yang melibatkan pergerakan lempeng tektonik, magma, dan erupsi. Inilah bagaimana gunung berapi terbentuk:

Plat Tektonik

Sebagian besar gunung berapi terbentuk di perbatasan antara lempeng tektonik di kerak bumi. Ada beberapa jenis batas lempeng yang dapat memicu pembentukan gunung berapi, termasuk batas konvergen, batas divergen, dan batas transformasi.

Batas Konvergen

Di sini, dua lempeng tektonik bertemu dan salah satu lempeng akan cenderung “tertindih” di bawah yang lain. Proses ini disebut subduksi. Ketika lempeng yang tenggelam mencapai kedalaman yang cukup, panas dan tekanan akan melelehkan batuan di dalamnya, menciptakan magma.

Batas Divergen

Di sini, dua lempeng tektonik bergerak menjauh satu sama lain. Akibatnya, celah terbuka di kerak bumi dan magma dapat naik ke permukaan melalui celah ini, membentuk gunung berapi di lempeng yang mengalami pemisahan.

Batas Transformasi

Di sini, dua lempeng tektonik bergesekan satu sama lain. Akibatnya, terbentuk retakan dan patahan di kerak bumi yang dapat memungkinkan magma mencapai permukaan dan membentuk gunung berapi.

Baca Juga  Mengenal ular piton dan cara memasak dagingnya

Magma Chamber

Magma yang terbentuk dalam kerak bumi memiliki kepadatan yang lebih rendah daripada batuan sekitarnya, sehingga ia cenderung naik ke atas melalui saluran magma menuju ruang magma. Ini adalah kantong besar di bawah permukaan yang mengumpulkan magma.

Erupsi Vulkanik

Ketika tekanan di dalam ruang magma meningkat dan magma mencapai permukaan, itu akan menyebabkan erupsi vulkanik. Selama erupsi, magma, gas, dan material lainnya dikeluarkan dari gunung berapi. Proses ini bisa sangat kuat dan merusak.

Pembentukan Gunung Berapi

Setiap erupsi vulkanik akan menambahkan lapisan baru material vulkanik (lava, abu, batu) ke struktur gunung berapi. Secara bertahap, ini akan membentuk kerucut gunung berapi yang lebih tinggi.

Siklus Eruptif

Gunung berapi tidak selalu aktif, dan mereka mengikuti siklus eruptif yang melibatkan periode erupsi aktif, diikuti oleh periode ketidakaktifan. Beberapa gunung berapi dapat tetap aktif selama ribuan tahun, sementara yang lain hanya aktif dalam waktu singkat.

Bentuk Akhir

Bentuk akhir gunung berapi dapat bervariasi, dari kerucut vulkanik yang tajam hingga kaldera (bekas letusan gunung berapi besar) atau gunung berapi perisai yang lebar dan landai.

Baca Juga  Rekomendasi makanan tinggi serat yang cocok dibawa saat mendaki

Penting untuk diingat bahwa proses pembentukan gunung berapi sangat kompleks dan bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan tipe gunung berapi. Sebagian besar gunung berapi terletak di Cincin Api Pasifik, tetapi ada juga gunung berapi lain yang tersebar di seluruh dunia. Keberadaan gunung berapi yang aktif juga merupakan pengingat tentang dinamika bumi yang terus berlanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Popular Posts

Categories